Rabu, 18 Maret 2020

I'TIBAR COVID-19 DALAM ASPEK RELIGIOUS DAN EDUCATION



Penulis : Adi Wijaya, S.Pd

Pada bulan maret tahun 2020 seluruh warga Indonesia dibuat panik dengan adanya wabah atau virus corona atau covid-19 yang berasal dari wuhan di negara cina, kini telah menyebar ke negara republik indonesia. Saya disini tidak membahas mendalam terkait virus corona, karena yang berhak membahas adalah ahlinya dalam bidang kesehatan, tetapi disini saya akan membahas “I'tibar covid-19”, karena setiap apa yang terjadi pasti ada pelajaran yang dapat kita ambil dan dapat kita jadikan pelajaran atau bahan renungan. Akan tetapi agar memahami sedikit tentang virus corona maka saya akan mengutip dari yang ahlinya mengenai penjelasan covid-19. Disini saya mengutip dari penjelasan WHO (World Health Organization) organisasi kesehatan dunia, agar memberikan penjelasan kepada pembaca “apa itu covid-19”.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi nama Covid-19 yang merupakan nama penyakit yang disebabkan virus corona atau virus SARS-CoV-2. Pengertian dari virus corona atau covid-19 yaitu yang berarti bahwa “co” berarti “corona”, “vi” untuk “virus”, dan “d” untuk “disease (Penyakit)”, serta angka 19 di belakangnya merujuk pada tahun munculnya yaitu 2019. Tetapi pada 30 januari 2020 Covid-19 dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat internasional, tidak terkecuali negara indonesia dimana bulan maret 2020 ini seluruh warga indonesia sedang siaga virus covid-19. Penyebab infeksi coronavirus yaitu seperti, percikan air liur pengidap (batuk dan bersin), menyentuh tangan atau wajah orang terinfeksi, menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air liur pengidap virus corona. Gejala virus corona yang terbilang ringan seperti, hidung beringus, sakit kepala, batuk, sakit tenggorokan, demam, merasa tidak enak badan. Gejala yang parah seperti, demam tinggi, batuk lendir, sesak napas, dan nyeri dada sesak bernafas dan batuk. Pencegahan virus corona bisa dilakukan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga bersih, hindari menyentuh wajah, hidung, mulut ketika belum cuci tangan, dan hindari kontak langsung dari orang yang sakit.
I'tibar dari covid-19 untuk kita jadikan sebagai renungan dan kita jadikan pelajaran, dengan adanya virus corona ini seharusnya membuat kita sadar akan pentingnya kebersihan dan menjaga poha hidup sehat, serta menjauhi segala apa yang dilarangan oleh Allah dan mentaati apa yang diperintahkan oleh Allah. Karena tidak ada yang hebat dan berkuasa di muka bumi ini, karena Allah lah “Rabb” Tuhan yang menguasai seluruh alam semesta ini. Kemudian, Salah satu Pencegahan virus corona bisa dilakukan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga bersih. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat kita ambil pelajaran bahwa pentingnya menjaga kebersihan. Bahkan dalam islam kebersihan sangat dianjurkan, seperti berwudhu, mandi janabat, mandi sebelum melaksanakan sholat jum’at, bahkan sampai begitu menjaganya dan dianjurkannya kebersihan tersebut, maka dalam islam ketika ada yang meninggal dunia si mayat tersebut dimandikan terlebih dahulu sebelum dikuburkan. Jika anjuran dari kesehtan pencegahan salah-satunya mencuci tangan, dalam islam ada namanya berwudhu, dalam wudhu pun melakukan cuci tangan, bahkan tidak hanya cuci tangan saja, tetapi mencuci bagian wajah (baik itu hidung, mulut, telinga), kepala, dan kaki.
Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa dalam syari’at islam tidak hanya sebatas syari’at, tetapi terdapat nilai-nilai kebersihan. Tetapi jika kita berpikir lebih luas bahwa yang namanya kebersihan tidak hanya dalam bentuk pemeliharaan anggota tubuh saja tapi dalam seluruh aspek kehidupan, salah satunya menjaga kebersihan lingkungan, memakan makan yang bersih dan sehat, halal dan baik. karena penyakit yang kita hindari tidak hanya penyakit virus corona saja tetapi semua virus dan penyakit.
Kemudian dalam islam biasanya wudhu dilakaukan sebelum melaksanakan ibadah sholat, bahkan wajib berwudhu sebelum melaksankan ibadah sholat. Artinya ada maksud yang bisa kita ambil pelajaran antara wudhu dengan ibadah sholat yang tidak bisa di pisahkan. Selain mengandung makna bahwa dalam bentuk syari’at dan adab sebelum menyambah Tuhan yang Maha Kuasa yaitu Allah, maka harus membersihkan jiwa dan raga dengan cara mandi dan berwudhu. Tetapi bisa kita ambil pelajaran bahwa wudhu juga salah satu cara agar kita selalu menjaga kebersihan dan kesehatan. Kemudian ibadah sholat,  kenapa sebelum sholat harus berwudhu, dari sini dapat kita ambil pelajaran bahwa, selain penjagaan dan usaha kita agar selalu sehat, bahwa kita juga harus selalu ingat bahwa Allah lah yang Maha Kuasa atas segala yang terjadi diseluruh alam semesta ini. Artinya kita tidak boleh sombong dan lupa kepada Sang Pencipta yaitu Allah. Maka sudah seharusnya kita Menyambah Allah, meskipun itu perintah dan termasuk dalam rukun islam, ibadah sholat juga sebagai tanda bersyukur kita sebagai seorang hamba, karena kita telah diberikan kehidupan, kesehatan, iman dan islam. Oleh karena itu, dengan adanya virus corona ini, kita jadikan sebagai muhasabah teguran dari Allah dan kita ambil pelajaran, bahwa kita agar senantiasa takwa kepada Allah dengan takwa yang sebenar-benarnya, dengan menjalankan segala perintahnya dan menjahui segala larangannya.
Wabah covid-19 ini menyerang siapa saja, tidak memandang, dia orang kaya, miskin, kuat, lemah, hebat, cantik, tanpan atau jelek, pejabat atau rakyat biasa. Bahkan lebih memprihatinkan lagi, banyak orang ketika terkena covid-19 dia meninggal dunia. Artinya bahwa tidak ada yang hebat di dunia ini, hanya Allah lah yang Maha Kuasa yang akan Kekal, karena semua orang pasti akan meninggal dunia, “kullu nafsin dzaiqotul maut” Q.S. al-Ankabut ayat 57. Maka kita ambil pelajaran bahwa dengan adanya covid-19 ini untuk mengingatkan kita pada kematian, sudahkah kita mempersiapkan kematian, sudahkah kita berbuat baik kepada seluruh makhluk hidup, sudahkah kita beribadah dengan baik. begitu banyak manusia yang dibutakan oleh dunia sehingga lupa dengan urusan-urusan akhiratnya.
Bahkan sampai memprioritaskan urusan dunia dan melalaikan urusan akhirat atau hubungan vertikal antara seorang hamba dengan pencipta-Nya. Sehingga seluruh aktivitas (baik itu sosisal, politik, ekonomi) bahkan dalam mengkonsumsi makanan, tidak lagi memperhatikan halal dan haram, akan tetapi halal-haram hantam demi mendapatkan apa yang mereka inginkan, baik itu halal-haram dalam prodak atau caranya untuk mendapatkan yang diinginkan. Infonya dari para pakar mengatakan bahwa virus corona ini muncul dari pasar seafood yang ada di wuhan (cina) yang menyediakan makan-makanan berupa hewan liar. Entah itu benar atau tidak karena sampai saat ini belum ada kejelasan yang jelas terkait kebenaran tersebut, tetapi dapat kita ambil pelajaran bahwa pentingnya memperhatikan kehalalan dalam aktivitas kehidupan ini, baik halal dalam prodak maupun halal dalam caranya. Karena setiap apa yang Allah haramkan, selain menguji ketaatan kita kepada Allah, pasti ada keburukan yanag akan membahayakan dan merugikan pada diri kita.
Kemudian dengan adanya wabah covid-19 banyak pendidikan-pendidikan di sekolahan ditutup sementara, kurang lebih  2 minggu, tetapi dengan catatan belajar di rumah. Pelajaran yang dapat kita ambil dengan adanya belajar di rumah bahwa, dimana begitu pentingnya orangtua dalam pendidikan anak, karena orangtua faktor pendongkrak pendidikan utama pada anak. Dimana guru tidak hanya  di sekolahan tetapi orangtualah guru pertama pada anak, jika orangtua salah mendidik atau tidak bisa mendidik maka mau dibawa kemana tujuan akhir dalam keluarga, bagaimana nasib anak, bagaimana nasib bangsa, bagaimana nasib negara kususnya negara kesatuan republik indonesia ini. Dari sinilah kita akan tahu seberapa pedulinya orangtua pada pendidikan dan belajar anak. Karena anak-anak tidak hanya butuh uang jajan, mereka juga butuh support orangtuanya. dengan ini orangtua akan tahu bagaimana perjuangan para pendidik  mendidik anak-anak ketika di sekolahan, bagaimana para pendidik mendidik anak, dan tidak hanya mendidik satu atau dua anak tetapi ratusan anak dengan karakter yang berbeda-beda.
Apalagi sekarang sering sekali mendengar berita baik di media sosisal, elektronik, maupun cetak, sering mendengar kabar guru yang dituntut oleh orangtua atau wali siswa gara-gara mengeluarkan anaknya karena melanggar aturan sekolah, mencubit, memukul, tetapi tidak lain itu semua dilakukan karena berusaha mendidik anak baik dalam kedisiplinan, keruhanian, intelektual, dan emosional, agar anak tersebut jera dan sadar. Tetapi pada realitanya usaha itu sia-sia malah berbalik menjadi penjatuhan kehormatan atau martabat seorang guru dimana malah menjadi tuntutan orangtua dengan alasan kekerasan pada anak, atau  perlindungan anak, hak asasi manusia atau yang lainnya. Maka wajar jika ada slogan-slogan dari guru “jika tak mau dididik dengan peratuan sekolah yang ada maka silahkan didik anaknya di rumah sendiri”. Seharusnya dengan adanya kejadian covid-19 yang menutup sekolahan kurang lebih 2 minggu seharusnya menjadi tamparan bagi orangtua atau wali khususnya bagi yang sering menuntut guru, selalu menyalahkan guru di sekolah, sudah bisakah ia menjadi orangtua yang baik, mendidik anaknya dengan baik di rumah, karena orangtua adalah guru utama pendidikan pada anak. Sekarang orangtua di rumah disuruh mencoba, menjadi guru bagi anak-anaknya di rumah, bagaimana memperjuangan pendidikan seorang anak, mengatur, mengarahkan, menyadarkan, bahkan mencerdaskan. Mungkin ini hanya waktu yang sebentar dalam 2 minggu, bagaimana jika pendidikan itu ditutup sampai sebulan, dua bulan, setahun, atau malah tidak ada pendidikan sama sekali, bagaimana nasib anak tersebut jika orangtua belum bisa menjadi guru sebagai contoh yang baik pada anaknya, sedangkan pendidikan termasuk kebutuhan pada setiap insan.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa begitu banyak i'tibar yang dapat kita pelajari dengan munculnya wabah covid-19, agar kita menjadi lebih bijak dalam berpikir dan bertindak. Tidak hanya itu ternyata Islam itu sempurna, tidak hanya memperhatikan masalah syari’at saja, tetapi juga nilai-nilai kemanusiaan. Islam telah mengajarkan pola hidup sehat, contohnya saja dalam berwudhu dan mandi, selain anjuran dalam islam tetapi mengandung nilai-nilai kebersihan. Kemudian ketaatan kita kepada Allah dalam iman dan takwa selain dalam bentuk syari’at tetapi sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah agar kita menjadi hamba yang rendah hati, dan selalu berbuat baik kepada semua manusia sehingga terwujudnya humanisme, karena ia tahu bahwa suatau saat kematian itu akan tiba, maka ia perlu mempersiapkannya, salah satunya dengan memperbaiki pendidikan keluarga, karena anak sebagai aset berharga baik bagi orangtua, bangsa, dan negara, bahkan anak juga bisa mengantarkan kita pada ujung kehidupan, apakah neraka atau surga. Kemudian  dianjurkan  agar tidak  kontak langsung dengan orang karena untuk menjaga kehati-hatian agar terjaga dan tidak terinfeksi coronavirus, seharusnya dari sini kita dapat berfikir bahwa Allah ingin menyadarkan hambanya agar menjaga jarak agar tidak bersentuhan dengan yang bukan mukhrimnya yang sudah melewati batas normal. Kemudian dianjurkan menggunakan masker agar terlindungi agar tidak terinfeksi virus corona, seharusnya kita sadar bahwa Allah ingin kita menutup auratnya agar terhindar dari virus atau kejahatan, karena begitu banyak khususnya para wanita yang tidak menutup auratnya karena mengikuti trend yang tidak sesuai dengan syari'at islam.  Tetapi perlu ditekankan bahwa kita tidak perlu takut pada wabah covid-19, tetapi takutlah kepada Allah karena hidup dan mati kita ada ditangan-Nya. Tetapi kita tetap beriktiar, usaha, berdoa agar kita terhindar dari covid-19 dan semua penyakit serta keburukan, dengan niat dan tujuan agar semata-mata jika kita sehat, kita beribadah kepada Allah bisa lebih nikmat dan lebih sempurna melaksanakannya.

2 komentar: