Penulis : Adi Wijaya, S.Pd
Pada bulan
maret tahun 2020 seluruh warga Indonesia dibuat panik dengan adanya wabah atau
virus corona atau covid-19 yang berasal dari wuhan di negara cina, kini telah
menyebar ke negara republik indonesia. Saya disini tidak membahas mendalam
terkait virus corona, karena yang berhak membahas adalah ahlinya dalam bidang
kesehatan, tetapi disini saya akan membahas “I'tibar covid-19”, karena
setiap apa yang terjadi pasti ada pelajaran yang dapat kita ambil dan dapat kita
jadikan pelajaran atau bahan renungan. Akan tetapi agar memahami sedikit
tentang virus corona maka saya akan mengutip dari yang ahlinya mengenai
penjelasan covid-19. Disini saya mengutip dari penjelasan WHO (World Health
Organization) organisasi kesehatan dunia, agar memberikan penjelasan kepada
pembaca “apa itu covid-19”.
Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) memberi nama Covid-19 yang merupakan nama penyakit yang
disebabkan virus corona atau virus SARS-CoV-2. Pengertian dari virus corona
atau covid-19 yaitu yang berarti bahwa “co” berarti “corona”, “vi” untuk
“virus”, dan “d” untuk “disease (Penyakit)”, serta angka 19 di belakangnya
merujuk pada tahun munculnya yaitu 2019. Tetapi pada 30 januari 2020 Covid-19
dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat internasional, tidak terkecuali
negara indonesia dimana bulan maret 2020 ini seluruh warga indonesia sedang
siaga virus covid-19. Penyebab infeksi coronavirus yaitu seperti, percikan air
liur pengidap (batuk dan bersin), menyentuh tangan atau wajah orang terinfeksi,
menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena
percikan air liur pengidap virus corona. Gejala virus corona yang terbilang
ringan seperti, hidung beringus, sakit kepala, batuk, sakit tenggorokan, demam,
merasa tidak enak badan. Gejala yang parah seperti, demam tinggi, batuk lendir,
sesak napas, dan nyeri dada sesak bernafas dan batuk. Pencegahan virus corona
bisa dilakukan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20
detik hingga bersih, hindari menyentuh wajah, hidung, mulut ketika belum cuci
tangan, dan hindari kontak langsung dari orang yang sakit.
I'tibar dari covid-19 untuk kita jadikan sebagai renungan dan kita jadikan pelajaran, dengan adanya virus corona ini seharusnya membuat kita sadar akan pentingnya kebersihan dan menjaga poha hidup
sehat, serta menjauhi segala apa yang dilarangan oleh Allah dan mentaati apa
yang diperintahkan oleh Allah. Karena tidak ada yang hebat dan berkuasa di muka
bumi ini, karena Allah lah “Rabb” Tuhan yang menguasai seluruh alam semesta
ini. Kemudian, Salah satu Pencegahan virus corona bisa dilakukan dengan sering
mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga bersih. Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat kita ambil pelajaran bahwa pentingnya menjaga
kebersihan. Bahkan dalam islam kebersihan sangat dianjurkan, seperti berwudhu,
mandi janabat, mandi sebelum melaksanakan sholat jum’at, bahkan sampai begitu
menjaganya dan dianjurkannya kebersihan tersebut, maka dalam islam ketika ada
yang meninggal dunia si mayat tersebut dimandikan terlebih dahulu sebelum
dikuburkan. Jika anjuran dari kesehtan pencegahan salah-satunya mencuci tangan,
dalam islam ada namanya berwudhu, dalam wudhu pun melakukan cuci tangan, bahkan
tidak hanya cuci tangan saja, tetapi mencuci bagian wajah (baik itu hidung,
mulut, telinga), kepala, dan kaki.
Berdasarkan
penjelasan tersebut bahwa dalam syari’at islam tidak hanya sebatas syari’at,
tetapi terdapat nilai-nilai kebersihan. Tetapi jika kita berpikir lebih luas
bahwa yang namanya kebersihan tidak hanya dalam bentuk pemeliharaan anggota
tubuh saja tapi dalam seluruh aspek kehidupan, salah satunya menjaga kebersihan
lingkungan, memakan makan yang bersih dan sehat, halal dan baik. karena
penyakit yang kita hindari tidak hanya penyakit virus corona saja tetapi semua
virus dan penyakit.
Kemudian dalam
islam biasanya wudhu dilakaukan sebelum melaksanakan ibadah sholat, bahkan
wajib berwudhu sebelum melaksankan ibadah sholat. Artinya ada maksud yang bisa kita ambil pelajaran antara
wudhu dengan ibadah sholat yang tidak bisa di pisahkan. Selain mengandung makna
bahwa dalam bentuk syari’at dan adab sebelum menyambah Tuhan yang Maha Kuasa
yaitu Allah, maka harus membersihkan jiwa dan raga dengan cara mandi dan
berwudhu. Tetapi bisa kita ambil pelajaran bahwa wudhu juga salah satu cara agar kita selalu menjaga kebersihan dan kesehatan. Kemudian ibadah sholat, kenapa sebelum sholat harus berwudhu, dari sini dapat kita ambil pelajaran bahwa, selain penjagaan dan usaha kita agar
selalu sehat, bahwa kita juga harus selalu ingat bahwa Allah lah yang Maha Kuasa
atas segala yang terjadi diseluruh alam semesta ini. Artinya kita tidak boleh
sombong dan lupa kepada Sang Pencipta yaitu Allah. Maka sudah seharusnya kita
Menyambah Allah, meskipun itu perintah dan termasuk dalam rukun islam, ibadah sholat juga sebagai tanda
bersyukur kita sebagai seorang hamba, karena kita telah diberikan kehidupan,
kesehatan, iman dan islam. Oleh karena itu, dengan adanya virus corona ini,
kita jadikan sebagai muhasabah teguran dari Allah dan kita ambil pelajaran, bahwa kita agar senantiasa takwa kepada Allah dengan takwa yang sebenar-benarnya, dengan menjalankan
segala perintahnya dan menjahui segala larangannya.
Wabah covid-19
ini menyerang siapa saja, tidak memandang, dia orang kaya, miskin, kuat, lemah,
hebat, cantik, tanpan atau jelek, pejabat atau rakyat biasa. Bahkan lebih
memprihatinkan lagi, banyak orang ketika terkena covid-19 dia meninggal dunia.
Artinya bahwa tidak ada yang hebat di dunia ini, hanya Allah lah yang Maha
Kuasa yang akan Kekal, karena semua orang pasti akan meninggal dunia, “kullu
nafsin dzaiqotul maut” Q.S. al-Ankabut ayat 57. Maka kita ambil pelajaran bahwa
dengan adanya covid-19 ini untuk mengingatkan kita pada kematian, sudahkah kita
mempersiapkan kematian, sudahkah kita berbuat baik kepada seluruh makhluk
hidup, sudahkah kita beribadah dengan baik. begitu banyak manusia yang
dibutakan oleh dunia sehingga lupa dengan urusan-urusan akhiratnya.
Bahkan sampai
memprioritaskan urusan dunia dan melalaikan urusan akhirat atau hubungan
vertikal antara seorang hamba dengan pencipta-Nya. Sehingga seluruh aktivitas
(baik itu sosisal, politik, ekonomi) bahkan dalam mengkonsumsi makanan, tidak
lagi memperhatikan halal dan haram, akan tetapi halal-haram hantam demi
mendapatkan apa yang mereka inginkan, baik itu halal-haram dalam prodak atau
caranya untuk mendapatkan yang diinginkan. Infonya dari para pakar mengatakan
bahwa virus corona ini muncul dari pasar seafood yang ada di wuhan (cina) yang
menyediakan makan-makanan berupa hewan liar. Entah itu benar atau tidak karena
sampai saat ini belum ada kejelasan yang jelas terkait kebenaran tersebut,
tetapi dapat kita ambil pelajaran bahwa pentingnya memperhatikan kehalalan
dalam aktivitas kehidupan ini, baik halal dalam prodak maupun halal dalam
caranya. Karena setiap apa yang Allah haramkan, selain menguji ketaatan kita
kepada Allah, pasti ada keburukan yanag akan membahayakan dan merugikan pada
diri kita.
Kemudian
dengan adanya wabah covid-19 banyak pendidikan-pendidikan di sekolahan ditutup
sementara, kurang lebih 2 minggu, tetapi
dengan catatan belajar di rumah. Pelajaran yang dapat kita ambil dengan adanya
belajar di rumah bahwa, dimana begitu pentingnya orangtua dalam pendidikan
anak, karena orangtua faktor pendongkrak pendidikan utama pada anak. Dimana
guru tidak hanya di sekolahan tetapi
orangtualah guru pertama pada anak, jika orangtua salah mendidik atau tidak
bisa mendidik maka mau dibawa kemana tujuan akhir dalam keluarga, bagaimana nasib
anak, bagaimana nasib bangsa, bagaimana nasib negara kususnya negara kesatuan
republik indonesia ini. Dari sinilah kita akan tahu seberapa pedulinya orangtua
pada pendidikan dan belajar anak. Karena anak-anak tidak hanya butuh uang
jajan, mereka juga butuh support orangtuanya. dengan ini orangtua akan tahu
bagaimana perjuangan para pendidik
mendidik anak-anak ketika di sekolahan, bagaimana para pendidik mendidik
anak, dan tidak hanya mendidik satu atau dua anak tetapi ratusan anak dengan
karakter yang berbeda-beda.
Apalagi sekarang sering sekali mendengar berita baik di media sosisal, elektronik, maupun cetak, sering mendengar kabar guru yang dituntut oleh orangtua atau wali siswa gara-gara mengeluarkan anaknya karena melanggar aturan sekolah, mencubit, memukul, tetapi tidak lain itu semua dilakukan karena berusaha mendidik anak baik dalam kedisiplinan, keruhanian, intelektual, dan emosional, agar anak tersebut jera dan sadar. Tetapi pada realitanya usaha itu sia-sia malah berbalik menjadi penjatuhan kehormatan atau martabat seorang guru dimana malah menjadi tuntutan orangtua dengan alasan kekerasan pada anak, atau perlindungan anak, hak asasi manusia atau yang lainnya. Maka wajar jika ada slogan-slogan dari guru “jika tak mau dididik dengan peratuan sekolah yang ada maka silahkan didik anaknya di rumah sendiri”. Seharusnya dengan adanya kejadian covid-19 yang menutup sekolahan kurang lebih 2 minggu seharusnya menjadi tamparan bagi orangtua atau wali khususnya bagi yang sering menuntut guru, selalu menyalahkan guru di sekolah, sudah bisakah ia menjadi orangtua yang baik, mendidik anaknya dengan baik di rumah, karena orangtua adalah guru utama pendidikan pada anak. Sekarang orangtua di rumah disuruh mencoba, menjadi guru bagi anak-anaknya di rumah, bagaimana memperjuangan pendidikan seorang anak, mengatur, mengarahkan, menyadarkan, bahkan mencerdaskan. Mungkin ini hanya waktu yang sebentar dalam 2 minggu, bagaimana jika pendidikan itu ditutup sampai sebulan, dua bulan, setahun, atau malah tidak ada pendidikan sama sekali, bagaimana nasib anak tersebut jika orangtua belum bisa menjadi guru sebagai contoh yang baik pada anaknya, sedangkan pendidikan termasuk kebutuhan pada setiap insan.
Apalagi sekarang sering sekali mendengar berita baik di media sosisal, elektronik, maupun cetak, sering mendengar kabar guru yang dituntut oleh orangtua atau wali siswa gara-gara mengeluarkan anaknya karena melanggar aturan sekolah, mencubit, memukul, tetapi tidak lain itu semua dilakukan karena berusaha mendidik anak baik dalam kedisiplinan, keruhanian, intelektual, dan emosional, agar anak tersebut jera dan sadar. Tetapi pada realitanya usaha itu sia-sia malah berbalik menjadi penjatuhan kehormatan atau martabat seorang guru dimana malah menjadi tuntutan orangtua dengan alasan kekerasan pada anak, atau perlindungan anak, hak asasi manusia atau yang lainnya. Maka wajar jika ada slogan-slogan dari guru “jika tak mau dididik dengan peratuan sekolah yang ada maka silahkan didik anaknya di rumah sendiri”. Seharusnya dengan adanya kejadian covid-19 yang menutup sekolahan kurang lebih 2 minggu seharusnya menjadi tamparan bagi orangtua atau wali khususnya bagi yang sering menuntut guru, selalu menyalahkan guru di sekolah, sudah bisakah ia menjadi orangtua yang baik, mendidik anaknya dengan baik di rumah, karena orangtua adalah guru utama pendidikan pada anak. Sekarang orangtua di rumah disuruh mencoba, menjadi guru bagi anak-anaknya di rumah, bagaimana memperjuangan pendidikan seorang anak, mengatur, mengarahkan, menyadarkan, bahkan mencerdaskan. Mungkin ini hanya waktu yang sebentar dalam 2 minggu, bagaimana jika pendidikan itu ditutup sampai sebulan, dua bulan, setahun, atau malah tidak ada pendidikan sama sekali, bagaimana nasib anak tersebut jika orangtua belum bisa menjadi guru sebagai contoh yang baik pada anaknya, sedangkan pendidikan termasuk kebutuhan pada setiap insan.
Dengan demikian dapat kita simpulkan
bahwa begitu banyak i'tibar yang dapat kita pelajari dengan munculnya wabah
covid-19, agar kita menjadi lebih bijak dalam berpikir dan bertindak. Tidak
hanya itu ternyata Islam itu sempurna, tidak hanya memperhatikan masalah
syari’at saja, tetapi juga nilai-nilai kemanusiaan. Islam telah mengajarkan pola
hidup sehat, contohnya saja dalam berwudhu dan mandi, selain anjuran dalam
islam tetapi mengandung nilai-nilai kebersihan. Kemudian ketaatan kita kepada
Allah dalam iman dan takwa selain dalam bentuk syari’at tetapi sebagai bentuk
rasa syukur kita kepada Allah agar kita menjadi hamba yang rendah hati, dan selalu
berbuat baik kepada semua manusia sehingga terwujudnya humanisme, karena ia
tahu bahwa suatau saat kematian itu akan tiba, maka ia perlu mempersiapkannya,
salah satunya dengan memperbaiki pendidikan keluarga, karena anak sebagai aset
berharga baik bagi orangtua, bangsa, dan negara, bahkan anak juga bisa
mengantarkan kita pada ujung kehidupan, apakah neraka atau surga. Kemudian dianjurkan agar tidak kontak langsung dengan orang karena untuk menjaga kehati-hatian agar terjaga dan tidak terinfeksi coronavirus, seharusnya dari sini kita dapat berfikir bahwa Allah ingin menyadarkan hambanya agar menjaga jarak agar tidak bersentuhan dengan yang bukan mukhrimnya yang sudah melewati batas normal. Kemudian dianjurkan menggunakan masker agar terlindungi agar tidak terinfeksi virus corona, seharusnya kita sadar bahwa Allah ingin kita menutup auratnya agar terhindar dari virus atau kejahatan, karena begitu banyak khususnya para wanita yang tidak menutup auratnya karena mengikuti trend yang tidak sesuai dengan syari'at islam. Tetapi perlu
ditekankan bahwa kita tidak perlu takut pada wabah covid-19, tetapi takutlah
kepada Allah karena hidup dan mati kita ada ditangan-Nya. Tetapi kita tetap
beriktiar, usaha, berdoa agar kita terhindar dari covid-19 dan semua penyakit
serta keburukan, dengan niat dan tujuan agar semata-mata jika kita sehat, kita
beribadah kepada Allah bisa lebih nikmat dan lebih sempurna melaksanakannya.
Mudah-mudahan kita bisa selalu mengambil hikmah disetiap peristiwa.
BalasHapusAamiin, iya kk
Hapus